Walaupun sebagian dari kita tidak memikirkan tentang “pandangan dunia yang lebih luas” atau “apa yang terjadi setelah kematian”, kita semua ingin dunia yang lebih baik untuk kita semua.
Saya ingin membagikan video menakjubkan ini dari almarhum Dr. Carl Sagan:
Ketika saya membaca tulisan-tulisan dari para ilmuwan masa lalu seperti Sagan, Feynman, Einstein, Bohm, Heisenberg, dll, saya membayangkan betapa banyak yang bisa mereka capai secara spiritual jika mereka terpapar kepada Buddha Dhamma murni. Namun, saya masih terkesima dengan pemikiran dan belas kasih murni mereka untuk kemanusiaan; mereka bukan hanya ilmuwan dengan pandangan yang sempit. Mereka berpikir mendalam tentang “tujuan eksistensi”.
Walaupun sains telah mengungkap betapa tak terbayangkan luasnya luar angkasa, mereka bahkan belum mendekati “kedalaman waktu untuk eksistensi”. Bukan hanya posisi kita di luasnya kosmos kecil tidak signifikan, eksistensi individu kita dalam sekitar 100 tahun (dalam kehidupan ini) juga kecil tidak signifikan.
- Namun, dari tak terhitungnya makhluk-makhluk yang hidup di Bumi ini, hanya kita spesies yang mampu menempa nasib kita.
- Kita perlu sadar bukan hanya kepada kesejahteraan keluarga dan teman-teman, tapi untuk semua manusia dan makhluk (terlihat dan tidak terlihat).
Apakah kalian tahu mengapa beberapa perbuatan itu baik dan yang lainnya buruk? Kita bisa mengutip beberapa pepatah etika atau bermain dengan abstrak filosofi, tapi ada penjelasan yang sangat mudah yang disebut alami: “Baik itu baik karena hal itu menuntun ke kebahagiaan dan kebebasan hati. Buruk itu butuk karena hal itu menuntun ke penderitaan, dan rasanya tidak enak”. Sang Buddha mengatakan sebuah perbuatan bermoral (punna kamma) adalah yang membuat hati seseorang “berdenyut dengan bahagia”; sebuah perbuatan tidak bermoral menuntun ke hati yang terbebani.
Alam mendukung moralitas dan menghukum ketidakmoralan melalui sistem hadiah-hukuman yang telah tertanam, yang tidak lain adalah hukum kamma. Tetapi hukuman tidak datang langsung, dan karena itulah mengapa orang-orang sulit menghubungkannya. Bahkan jika hukuman yang dipertanyakan itu datang beberapa kehidupan kemudian, “jeda waktu” ini tidak begitu jauh karena sansara adalah “tiada awal” dan “tiada akhir”.
Manusia secara bawaan tahu mana yang benar dan yang salah. Kebanyakan perbuatan buruk dilakukan dengan pikiran yang tidak tenang, tetapi gelisah. Karena itu, kita harus mempelajari bagaimana cara untuk menenangkan pikiran kita: “Kunci Menenangkan Pikiran – Lima Rintangan“.
Omong-omong, buku-buku Dr. Sagan seperti “Pale Blue Dot: A Vision of the Human Future in Space”, “The Varieties of Scientific Experience”, dan “Billions & Billions: Thoughts on Life and Death at the Brink of the Millennium” sangatlah informatif. Buku-buku ini kemungkinan besar tersedia di perpustakaan umum lokal.