1. Hari ini kita memiliki banyak agama yang berbeda, pandangan dunia, kultus, dan bahkan versi berbeda dari Buddha Dhamma: Theravada, Mahāyāna, Zen, Vajrayaṃa (Tibetan), dll. Sebenarnya Zen dan Vajrayaṃa sama-sama berasal dari Mahāyāna (baca, “Historical Timeline of Edward Conze“); sehingga Theravada dan Mahāyāna adalah dua kategori utama. Bagaimana seseorang memutuskan pilihannya?
2. Berikut adalah contoh baik dari sebuah ketidakkonsistensi yang nyata:
Dalam Buddhisme Mahāyāna, seseorang seharusnya mengambil sumpah untuk tidak mencapai Pencerahan (Nibbāna) sampai SELURUH MAKHLUK sudah siap untuk mencapai Nibbāna. Siapapun yang membuat gagasan ini tidak mengerti bahwa ada makhluk yang tak terhingga.
- Di Bumi ini saja,. ilmuwan memperkirakan ada 10 triliun semut (satu juta semut untuk satu orang!). Hal ini juga menunjukkan kekurangan pengertian bahwa kebanyakan makhluk hidup tidak mampu untuk mencapai Nibbāna, sampai mereka mencapai kelahiran sebagai seorang manusia atau deva, yang adalah kejadian langka; baca, “Teori Manunggal Agung Dhamma.”
- Seperti yang disarankan sang Buddha dalam Kalama Sutta, semua orang perlu meneliti pilihan-pilihan yang berbeda dan memilih satu yang tidak memiliki kontradiksi apapun.
3. Pada zaman Buddha, tentunya tidak ada “sains” yang mengedukasi masyarakat tentang dunia fisik. Walaupun sang Buddha menjelaskan tentang sistem dunia tak terhitung dan makhluk tak terhitung di dalamnya, orang-orang harus percaya berdasarkan keyakinan saja. Hari ini kita beruntung dapat memiliki metode saintifik yang sangat baik untuk memisah “teori-teori buruk” dan bisa fokus pada “teori-teori baik.”
- Metode ini tidak bisa cocok dengan metode sang Buddha yang memutuskan melalui PENGALAMAN yang ia sarankan dalam Kalama Sutta seperti yang disebut di atas, tapi hal ini memberikan mekanisme penyaringan untuk memisah hal-hal yang sudah jelas tidak perlu dikejar. Sehingga metode saintifik bisa digunakan sebagai “penyaringan awal” untuk menggeser jalur atau “teori” jelas tidak pantas.
4. Apakah itu “metode saintifik”?
Sebuah teori yang dapat diterima memiliki,
- kekuatan (kemampuan) untuk menjelaskan banyak hal yang kita alami di dunia ini.
- konsistensi, yaitu tidak boleh ada satu penjelasan yang saling tidak konsisten dalam teori yang sama
- kekuatan prediksi, yaitu menunjukkan hal-hal yang belum diketahui tapi bisa diverifikasi di masa depan.
5. Jika seseorang ingin membaca lebih banyak tentang metode saintifik, saya merekomendasi dua buku: “The structure of scientific Revolutions” oleh Thomas Kuhn, sebuah klasik; “The Beginning of Infinity” oleh David Deutsch, yang paling baru, lebih mudah dibaca, dan membahas ketidakhinggaan, sebuah konsep utama dalam Dhamma.
6. Sehingga kekuatan penjelasan, konsisten, dan prediksi adalah tiga ukuran validitas sebuah teori saintifik. Buddha Dhamm adalah sebuah teori tentang eksistensi untuk seseorang yang belum “melihat” validitasnya.
- Tujuan saya dengan situs ini adalah menampilkan Dhamma sebagai sebuah teori saintifik. Saya akan berusaha untuk menunjukkan kekuatan penjelasan Dhamma, bahwa tidak ada inkonsistensi dalam Dhamma, dan banyak hal dalam Dhamma yang sangat jauh lebih maju dan baru mulai sekarang dikonfirmasi oleh sains.
- Pada video berikut ini, Dr. Deutsch menelaskan awal revolusi sains pada beberapa ratus tahun yang lalu.
- Seperti yang dijelaskan di atas, sains maju melalui dugaan (teori) yang selalu diuji coba. Tidak ada dugaan dalam Buddha Dhamma. Kebenaran yang ditampilkan dalam Dhamma masih terus ditemukan kembali oleh sains. Lika-liku kehidupan hanya bisa dijelaskan dengan Buddha Dhamma; baca, “Complexity of Life and the Way to Seek “Good Rebirths”.
7. Buddha Dhamma bukan sebuah agama yang diterima secara umum seperti agama lainnya. Sang Buddha tidak pernah mengatakan akan membawa seseorang ke “keselamatan” jika mereka mau percaya padanya. Seseorang mencapai Nibbāna dengan memurnikan batin DIRI SENDIRI. Sang Buddha hanya menunjukkan MENGAPA seseorang perlu berjuang untuk Nibbāna dan BAGAIMANA memurnikan batin seseorang dengan mengikuti Jalan Mulia Delapan Ruas.
- Buddha Dhamma adalah penjelasan lengkap tentang eksistensi, atau alam. Seorang Buddha menemukan hukum alam yang ada melalui usaha batinnya sendiri. Terserah kita yang menentukan apakah pandangan dunia itu masuk akal, lalu menggunakan Jalan yang ia tunjukkan untuk mencapai Nibbāna, keadaan tanpa kondisi, kebahagiaan permanen.
- Seseorang bisa mulai berjalan di Jalan sang Buddha secara bertahap, memverifikasi sendiri manfaat-manfaatnya pada tiap langkah; baca, “Dhamma Hidup“.